Saturday, 24 November 2007

“Masturbasi”.. sehat atau ga yaa??

MASTURBASI kini bukan menjadi hal yang tabu lagi untuk dibicarakan, bahkan sudah menjadi hal yang wajar bagian sebagian orang. Namun sebenarnya tak banyak yang tahu mengenai definisi masturbasi, dampaknya terhadap kesehatan, dan perkembangannya.

a. Masturbasi

Secara verbal, masturbasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan menyentuh alat kelamin sendiri. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepuasan seksual tanpa harus melakukan hubungan intim.

Dalam kegiatannya masturbasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni masturbasi sendiri (auto masturbation) dengan menggunakan tangan, masturbasi bersama (mutual masturbation), serta masturbasi psikis, yang menggunakan rangsangan melalui fantasi an ransangan audio visual.

Berdasarkan penelitian, sekitar 20% sampai 70% perempuan pernah melakukan masturbasi, dan 90% hingga 95% laki-laki pernah melakukan masturbasi. Dari data tersebut, jelas laki-lakilah yang lebih mendominasi untuk melakukan ‘kegiatan’ masturbasi.

b. Dampak Terhadap Kesehatan

Secara garis besar jika ditinjau dari kesehatan, ‘kegiatan’ masturbasi merupakan hal yang normal, wajar, sehat, dan tidak menimbulkan efek negatif.

Namun, benarkah melakukan masturbasi tidak menimbulkan efek?

Masturbasi juga dapat menimbulkan efek pada fisik, seperti cepat lelah, sakit punggung, pandangan mengabur, rambut rontok, sering ereksi, sakit pada alat vital, penurunan fungsi ingatan, dan pada beberapa kasus, menimbulkan ejakulasi dini.

Sedangkan efek psikis yang biasanya terjadi, seseorang menjadi stress, gelisah, kecanduan yang sulit dihilangkan, kecemasan berlebih, dan kurang percaya diri.

Dari penelitian tersebut, ditemukan salah seorang responden mengaku bahwa, karena ia sering melakukan masturbasi, ia sering dihantui rasa takut, bersalah, dan berdosa.

Kondisi itulah yang yang akan mengancam jiwanya, karena ia bisa terobsesi dan adiktif, bahkan tidak percaya diri, atau berpikiran tidak perawan lagi.

c. Menurut Pandangan Agama

Pada umumnya, seseorang yang melakukan masturbasi tidak sadar akan faktor psikis yang akan muncul. Padahal jika dilihal dari pandangan agama, pastilah setiap agama akan melarang hal tersebut.

Berdasarkan pandangan agama Islam,

Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (al-Isra: 32)

[Dikutip dari Media Indonesia, Tanpa Batas, 7 Juni 2007]


Berdasarkan informasi tersebut dapatlah kita simpulkan, bahwa jika kita melakukan ‘kegiatan’ masturbasi, maka kita harus (setidaknya) menanggung beban psikis, moral, dan kesehatan.

Semua tergantung dari diri kita masing-masing..

(yang jelas.. jangan sampai kita kecewa diakhir.. karena ketika ‘saat itu’ terjadi, maka semua telah terlambat)

Ekstrak Brokoli Lindungi Kulit dari Sinar UV

Tau ga sih.. mengkonsumsi brokoli, ga cuma bagus untuk kesehatan aja lhoo.. tapi juga membantu kita untuk memperbaiki sel kulit dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet .

Chicago - Ekstrak brokoli yang diperoleh dari biji brokoli ternyata akan mengurangi iritasi kulit yang kemerah-merahan dan kerusakan kulit bagi yang kurang merawatnya.

Penelitian tersebut pertama-tama diujicobakan pada tikus, untuk melihat efek dari ekstrak brokoli tersebut dalam melawan sinar ultraviolet. Dan ternyata, “Setelah diujicobakan pada sel tubuh manusia, terbukti mampu melindungi dan melawan sinar UV penyebab kanker,” ujar Dr Paul Talalay of Johns Hopkins University.

Dia menambahkan, ekstrak brokoli bukan bersifat sebagai tabir surya, melainkan mampu membantu sel kulit untuk melawan efek radiasi ultraviolet. Tidak sama seperti tabir surya yang melindungi seperti menyerap, menghadang, atau menyebarkan kan cahaya, ekstrak brokoli akan membantu memproduksi enzim yang mampu melawan sinar ultraviolet.

Penelitian tersebut menggunakan sulforaphane, yaitu zat yang ada di ekstrak brokoli. Zat ini mampu mencegah pertumbuhan tumor yang menyebabkan kanker.

Dalam dosis tinggi, ekstrak akan mengurangi kulit kemerah-merahan dan bengkak sampai 37%. Dampak dari penggunaan ekstrak ini akan berlangsung lama. “Walaupun pemakaian dihentikan selama dua hari, dampaknya masih tetap dirasakan,” ujarnya.

Dampak yang dirasakan sangat bervarisi pada tiap orang. Ekstrak ini mampu melindungi mulai 8% sampai 78%, tergantung perbedaan genetik. Ekstrak ini mampu melindungi dari radiasi sinar ultraviolet, terutama pada orang yang beresiko mengalami kanker kulit. (Dikutip dari Seputar Indonesia, 25 Oktober 2007)

Tuesday, 20 November 2007

Warning!! DATING VIOLENCE..

Pernah denger ga' yang namanya dating violence?
atau pernah denger ga' kalo salah seorang temen (perempuan) kita mendapat perlakuan kasar oleh pacarnya?

Yupz.. That it!! itulah yang namanya
DATING VIOLENCE atau lebih dikenal dengan KEKERASAN DALAM BERPACARAN.

wAtcHoUt!!

Coz.. bisa siapa aja jadi korban..


Apa aja sih bentuk kekerasan dalam pacaran?


a. Kekerasan fisik

  • Misalnya memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong, menampar, menonjok, mencekik, menganiaya bagian tubuh, menyundut dengan rokok, , memaksa kita ke tempat yang membahayakan keselamatan diri kita.

  • Jangan didiamkan begitu saja jika menjadi korban, non. Banyak lho, di Indonesia kasus-kasus kekerasan dalam pacaran yang awalnya berupa penganiayaan fisik, kemudian berakhir tragis dengan pembunuhan.

b. Kekerasan seksual

  • Bentuknya bisa berupa rabaan, ciuman, sentuhan yang tidak kita kehendaki, pelecehan seksual, memaksa kita untuk melakukan hubungan seks dengan beribu satu alasan tanpa persetujuan kita, apalagi dengan ancaman akan meninggalkan, atau akan menganiaya kita.

c. Kekerasan emosional

  • Berupa cacian, makian, umpatan, hinaan, menjadikan kita bahan olok-olok dan tertawaan ataupun menyebut kita dengan julukan yang bikin sakit hati, cemburu berlebihan, ngelarang en ngebatesin aktivitas kita, ngelarang kita berdandan, ngebatesin kita bergaul dengan siapa, larangan bertegur sapa atau ramah dengan orang lain serta memeras.

  • Bentuk kekerasan ini banyak terjadi, namun tidak kelihatan dan jarang disadari, termasuk oleh korbannya sendiri. Pada intinya, kekerasan emosional ini akan menimbulkan perasaan tertekan, tidak bebas dan tidak nyaman pada korbannya.


Waspada terhadap mitos yang menyesatkan

Mitos adalah pandangan or keyakinan masyarakat tentang suatu hal. Biasanya, kalo sohib, ortu, eyang dll ngomong tentang suatu hal kita pasti langsung percaya. Padahal, ada beberapa mitos yang belum tentu bener, bahkan kadang menyesatkan. Coba simak deh:

Salah (mitos):
Mitos bahwa cemburu maupun kekerasan dari pacar adalah bentuk perhatian doi ke kita en tanda k’lo dia cinta banget.
Yang bener:
Itu bukan bukti cinta, non, tetapi upaya mengontrol serta membatasi agar kita patuh, tunduk dan selalu menuruti kemauan pacar.

Salah nih (mitos):
Bahwa korban kekerasan juga punya andil dan memancing pelaku. Jadi, korban sendirilah yang menyebabkan kekerasan itu.
Sebenernya sih…:
Pelaku akan tetap melakukan kekerasan meski korban tidak melakukan apapun. Dengan menyalahkan korban, si pelaku berupaya membela diri dan melemparkan kesalahannya.


Salah:
Kalau si dia sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, maka korban sudah ‘aman’ dan pacar kita bener-bener ga’ akan ngulangin perbuatannya lagi.
Nyang Bener:
Kekerasan umumnya terjadi seperti siklus atau lingkaran yang akan terus kembali pada pola lamanya. Sesudah melakukan kekerasan pelaku sering meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi lagi. Tapi kita kudu waspada karena janji-janji itu sulit dipercaya.


Salah abis:
Setelah melakukan kekerasan terhadap kita, si dia akan semakin mesra.
Bener:
Wah..pandangan seperti ini sangat menyesatkan dan keliru abis. Kalau dipikir-pikir bakalan lebih banyak kekerasan yang dialami dibandingkan hepi-nya.


Salah:
Kalau pacar sudah janji mau bertanggungjawab sebelum melakukan hubungan seksual, maka kita akan baik-baik aja, en do’i pasti nepatin janjinya.
Yang Benernya...:
Hati-hati dengan janji-janji manis dan rayuan ‘maut’ yang dilontarkan laki-laki saat memaksa berhubungan seksual. Karena sudah banyak kasus perempuan yang akhirnya ditinggalkan pasangannya setelah ia dinodai bahkan sampai hamil di luar nikah.


Salah lagi…
Setelah punya pacar, maka pasangan kita berhak melakukan apa saja, karena kita sudah menjadi miliknya.
Bener deh
Wah…nggak la yauww….Tak seorangpun berhak atas diri kita, selain kita sendiri. Pacar dan suami kita pun tidak berhak memperlakukan kita seenaknya.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi korban

  • Kita berhak atas tubuh dan jiwa kita, tak seorangpun berhak menganggu-gugat.

  • Meski saling cinta, tidak berarti pasangan boleh bertindak semau gue terhadap kita.

  • Harus berani menolak dan berkata ‘TIDAK’ jika si dia mulai melakukan kekerasan.

  • Hati-hati terhadap rayuan dan janji-janji manis si dia. Jika terjadi pemaksaan hubungan seksual, si dia bisa aja berdalih bahwa hal itu dilakukan suka sama suka.

  • Jika ada perjanjian, buatlah secara tertulis dengan dibubuhi materai dan disertai saksi.

  • Jika menjadi korban, kita berhak kok, merasa marah, kuatir dan merasa terhina.

  • Laporkan ke polisi atau pihak berwenang lain, jika mengalami kekerasan.

  • Mintalah Lembaga Bantuan Hukum untuk mendampingi.


Soo.. sekarang kita ngerti kaaan.. kalo semua itu bisa aja terjadi sama siapa aja, ga cuma perempuan doank.. tapi laki-laki juga mungkin.

Jadi.. kalo (merasa pernah) mengalami kejadian-kejaian seperti yang disebutkan.. Kamu bisa kirim pesan ke sini (semua data rahasia akan aman disini..)
or..
HUBUNGI salah satu no telp ini ajaa..
- LBH APIK (021-87797289)
- Mitra Perempuan (8298421)
- Kalyanamitra (7902109)
- SIKAP (3917760)


WATCHOUT from THE DATING VIOLENCE.. and KEEP BE YOUR SELF!!